Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum Terbaru – Cerita Sex: Pesta Seks Anak Kos Bandung
– Malam tahun baru 2012 yang lalu, gue diundang ke suatu pesta
anak-anak muda kalangan the have. Pestanya diadakan di suatu villa di
Curug Sewu, di kaki gunung Salak, jalan masuknya cuma buat satu mobil.
Cerita Sex: Pesta Seks Anak Kos Bandung – Ist
Kebetulan gue dan temen gue Ferry dateng yang paling belakang dan gue
nggak nyangka waktu gue lihat mobil-mobil yang parkir di situ … Opel
Blazer DOHC gue ternyata yang paling murah !!Kita berdua langsung masuk
ke villa yang paling besar, di sana sudah ada beberapa orang tamu …
cowok cewek, semuanya anak muda dengan dandanan yang keren keren. Ferry
langsung ngenalin gue ke tuan rumahnya, dia cewek dengan tubuh yang
aduhai … umurnya kurang lebih 26 tahun, namanya Elena. Menurut Ferry,
dia adalah anak seorang bankir di Jakarta.
Nggak lama kemudian, Elena ngebuka acara hura-hura ini …. Sambil
makan Ferry bilangin gue kalo nanti jangan kaget, dengan bisik-bisik dia
bilang, “Ndra, coba lo itung jumlah cowok sama ceweknya sama nggak ?”.
Selintas gue hitung dan ternyata jumlahnya nggak jauh beda, gue langsung
nanya, “Emangnya kenapa Fer ?”. Temen gue ini nyahutin dengan tenang,
“Tenang aja Ndra, pokoknya lo puas lah !”. Sehabis makan, gue nyari
kenalan buat ngobrol dan ada seorang cewek yang menarik perhatian gue.
Nama cewek ini, Vinda … tinggi sekitar 158 cm, kulitnya putih dengan
rambut sebahu. Dia memakai kaos yang ketat dengan belahan di dada yang
cukup menantang kejantanan gue, buah dadanya nggak terlalu besar tapi
bentuknya bagus. Yang paling bikin gue penasaran adalah pandangan
matanya yang memperlihatkan hasrat bercinta. Untuk beberapa saat, kita
berdua ngobrol kesana kemari … dan akhirnya gue tahu kalau dia baru
berumur 22 tahun dan masih kuliah di suatu perguruan tinggi di daerah
Kalibata.
Nggak berapa lama, suara musik disco berkumandang dan Elena berteriak
lewat mike, “Dancing time, guys !!”. Dan beberapa orang langsung turun
berjoget, gue nggak tahan juga akhirnya … gue tarik Vinda turun ke
lantai dansa. Ternyata dia seorang pe-disco yang hot, gerakan-gerakan
tubuhnya bener-bener membangkitkan kejantanan gue. Beberapa kali buah
dadanya di tempel dan digoyang-goyangkan di dada gue dengan sengaja,
seolah nantang gue. Kurang lebih 1 jam kita berjoget, akhirnya kita
mutusin untuk break dulu.
Gue nawarin dia mau minum apa dan dia nyahut dengan nakal, “Gimana
kalau whisky cola aja ?”. Wah, gile juga nih cewek … abis kita
minum-minum, ternyata lagunya diganti jadi slow and romantic dan Vinda
langsung narik gue balik melantai. Dia langsung meluk gue … buah dadanya
langsung terhimpit diantara kita berdua, dan membuat kemaluan gue
menegang. Gue pikir si Vinda pasti ngerasa juga nih …. Akhirnya gue
beraniin nyium belakang telinganya dan gue terusin ke lehernya, udah itu
tangan kanan gue meremas dengan pelan pantatnya yang berisi dan Vinda
cuma menggumam nikmat. Gerakan itu gue ulang beberapa kali, dan terasa
desah nafasnya makin keras … akhirnya Vinda nggak tahan, bibir gue
langsung di kulumnya … gue ngerasain lidah kita beradu. Buat makin
ngerangsang, gue gesek-gesek kemaluannya pakai tangan gue.
Lagi enak-enaknya kita ciuman, tahu-tahu musik di balikin lagi jadi
disco … bubar deh, rangsangan-rangsangan yang gue buat tadi. Sementara
gue sama Vinda nge-slow dance, rupanya makin banyak minuman keras yang
beredar. Nggak lama ada seorang cewek naik ke atas meja dan ngejoget
dengan gerakan-gerakan yang hot, dan lagi-lagi Elena berteriak lewat
mikenya DJ, “It’s free time … hey, Finny … show your naked body !”. Dan
cewek yang lagi joget diatas meja tadi langsung ngelepasin blusnya dan
disusul dengan BHnya, cowok-cowok langsung bertepuk-tangan dan
bersuit-suit, sementara cewek-ceweknya berteriak histeris. Beberapa
diantara mereka langsung mengadakan gerakan-gerakan sex foreplay. Dalam
hati gue berteriak, “Damn, ini yang dimaksud sama Ferry tadi !”.
Akhirnya perhatian gue balik ke Vinda lagi, yang sebelumnya gue peluk
dari belakang … gue cium tengkuknya yang putih, yang dipenuhi dengan
bulu-bulu halus dan tangan gue mulai masuk ke balik kaosnya mencari buah
dadanya. Waktu gue mulai meremas buah dadanya, Vinda cuma menggeliat
senang di pelukan gue, dan dia berusaha masukin tangannya ke celana gue.
Sesaat kemudian, dia berbisik, “Ndra, fuck me please … gue udah nggak
tahan nih !”, udah itu si Vinda narik gue ke salah satu kamar di lantai
dua.
Begitu pintu ketutup, Vinda langsung meluk dan bibirnya langsung
melumat bibir gue dan tangannya langsung ngelepasin ikat pinggang dan
celana gue, setelah itu dengan nggak sabar dia melorotin celana dalam
gue. Akhirnya kontol gue yang udah berdiri dari tadi nongol keluar dan
Vinda dengan sigap menggenggam kontol gue dan diarahin ke mulutnya.
Dalam sekejap kontol gue setengahnya udah masuk mulutnya, sementara itu
gue ngelepasin kemeja dan gue ngerasain nikmatnya kontol dihisap dan
diemut. Sambil ngebungkuk, gue ngebukain kaos sama BHnya Vinda, ternyata
badannya bener bener putih mulus, teteknya bulat penuh dengan puting
yang berwarna merah tua dan si Vinda masih ngemut dan ngisep kontol gue
dengan bernafsu.
Setelah gue pikir dia cukup ngisepin kontol gue, si Vinda gue bimbing
dan gue celentangkan di ranjang. Sesudah itu gue bukain rok dan celana
dalamnya, gue ngeliat bibir kemaluannya tidak ditutupi jembut sama
sekali. Ketika jari gue mulai masuk ke vaginanya, gue ngerasa vaginanya
mulai basah. Sementara itu, mulut dan lidah gue mulai bermain-main di
teteknya, putingnya adalah sasaran yang menggairahkan dan tangan gue
yang satu nggak ketinggalan mulai ngeremas-remas teteknya yang mulai
mengeras. Si Vinda cuma mendesah-desah dan menggeliat merasakan
nikmatnya jari dan kecupan gue, tangannya cuma bisa menarik-narik rambut
gue.
Pelan-pelan jari gue bergerak makin dalam dan akhirnya tersentuhlah
clitorisnya, langsung aja si Vinda mendesah, “Uhghh, Ndra … lagii,
emmhh” dan bibir gue ngerasain teteknya makin tegang. Kecupan dan
jilatan lidah gue akhirnya menjelajahi kedua teteknya dan lembah
diantaranya, dan jari-jari gue tetap ngemainin clitorisnya yang membuat
Vinda makin menggelinjang-gelinjang dan desahannya makin keras, “Ohhh,
Ndra …. Ufhh, oohhh”. Memeknya terasa makin basah dan bibir vaginanya
makin menggembung, tanda nafsu birahinya makin menggelora.
Akhirnya, gue ngambil posisi 69, kontol gue jatuh diatas mulutnya dan
mulut gue mulai bekerja dengan mengecup bibir vaginanya. Makin lama gue
tambah kekuatan kecupan gue, makin lama dan makin kuat, sekali-kali
lidah gue mendesak masuk kesisi dalam dari vaginanya. Si Vinda hanya
bisa menggelinjang dan mengangkat pinggulnya, karena mulutnya lagi sibuk
ngisep kontol gue. Nggak lama dia ngelepasin kontol gue dan ngejerit,
“Ndra, fuck me .. please, gue nggak tahan lagi, please !”.
Gue putar badan dan Vinda langsung ngebuka selangkangannya, dengan
dua jari gue buka memeknya yang sudah menggembung itu dan gue
gesek-gesekan kepala kontol gue ke bibir vaginanya bagian dalam. Si
Vinda makin menggelinjang dan mendesah-desah, setelah itu gue masukin
setengah kontol gue ke memeknya dan gue goyang maju mundur tapi gue jaga
cuma setengah kontol gue yang masuk. Nggak lama Vinda ngejerit lagi,
“Ndra … ayo masukin kontol elo semuanya … yang dalem Ndra …”. Tapi gue
cuekin aja permintaannya itu, karena gue pingin ngebuat dia makin
terangsang.
Cuma kepala kontol gue yang bersenggolan sama selaput dara dan
kadang-kadang gue ngerasain clitorisnya di ujung kontol gue, sementara
itu goyangan gue makin cepat dan membuat Vinda makin terangsang. Si
Vinda makin nggak tahan untuk dientot, “Indra … ayo dong … entot gue
…emmhh, masukin yang dalem Ndra …” bujuknya manja. “Ok, kalau elo mau
ngerasain panjangnya kontol gue, kita ganti posisi aja”.
Udah itu, gue ngambil posisi duduk selonjor dan si Vinda gue suruh
berjongkok menghadap ke gue. Langsung aja kontol gue digenggamnya dan
diarahin ke memeknya, udah itu dia ngedudukin pinggul gue dan kontol gue
langsung terbenam di memeknya yang basah lembab itu. “Ok, Vin …
sekarang elo goyang pelan pelan naik turun, gimana ?” dan dia nyahut,
“Ndra, kontol elo bener-bener fit di memek gue … emmm, ufhhh “. Terusnya
Vinda bergerak naik turun seperti orang naik kuda, gesekan kontol gue
dan memeknya memberikan kenikmatan yang luar biasa, makin lama
gerakannya makin cepat dan desahannya juga makin keras, “Oghhh …. Ohhhh,
emmm ….. ufghh”.
Dan gue juga ngerasain kontol gue dialirin cairan vagina yang makin
banyak. Sementara itu, tangan gue mengelus-elus punggungnya dan meremas
teteknya, gerakan teteknya yang seirama dengan naik turun badannya benar
benar sensual. Kurang lebih setengah jam si Vinda berkuda diatas kontol
gue, dia ngejerit kecil, “Ndra … ughhhh …. gue orgasme …. Ohhh, ohhh”
dan tiba tiba aja badannya menegang dan dijatuhkannya ke badan gue, dan
gue juga ngerasain kontol gue bener bener basah sama cairan vagina.
Si Vinda gue rebahin di pinggir ranjang dan gue berdiri di atas lutut
gue, setelah itu gue buka kedua pahanya yang putih itu dan gue masukin
lagi kontol gue ke memeknya. Gue senderin kedua kaki Vinda ke badan gue
dan sambil meganin kedua kakinya, gue mulai ngegoyangin pinggul gue maju
mundur. Gue bilang ke Vinda, “Sekarang giliran gue …”. Awalnya gue
goyang dengan lambat dan makin lama makin cepat, gue ngerasain
kenikmatan yang diberikan memeknya si Vinda.
Sementara itu, si Vinda cuma bisa melenguh, “Uhhhg … ohhhh … lagi
Ndra … uufhh” dan meremas-remas teteknya sendiri sambil
menggelinjang-gelinjang. Nggak lama, gue turunin frekuensi goyangan gue …
jadi gue bisa sambil nyiumin betisnya Vinda. “Ndra … ohhg, masukin yang
dalem … uuhhhpp” dan gue sahutin, “OK, sekarang lingkarin kaki elo di
pinggang gue, gue akan tancepin dalem-dalem kontol gue”.
Si Vinda nurut dan gue tarik kontol gue pelan-pelan setelah itu gue
masukin lagi secepat mungkin dengan tenaga penuh, jadi gue masukin
kontol gue dengan sentakan-sentakan bertenaga. Vinda cuma bisa menjerit
setiap kali kontol gue memasuki memeknya, “Oohhh … uuhhhpp ….. uuhhhpp …
Ndra … lagiii … ohhh … gilaa … ouchh … “. Kedua tangannya merenggut
seprei keras-keras, karena dia merasakan sedikit rasa sakit yang
bercampur kenikmatan yang luar biasa, dan Vinda memejamkan matanya,
suatu tanda dia bener-bener menikmati kontol gue.
Nggak lama kemudian gue ngerasain kedua pahanya menegang dan menjepit
pinggang gue dengan keras, demikian juga dengan badannya yang menegang
dan punggungnya terangkat dari tempat tidur, membuat teteknya makin
menonjol. Akhirnya dia menjerit lagi, “Ouchhh … Ndra …. Gue orgasm lagi
…. Ouchh” dan gue rebahin badan gue di atas badannya sambil gue ciumin
leher, telinga dan teteknya yang menggelembung keras. Kemudian gue suruh
dia untuk terlentang di tengah ranjang. agen poker
Sambil gue remas teteknya, gue bisikin dia, “Satu session lagi yaa …”
dan dia menyahut, “Elo bener-bener ngebuat gue gila Ndra”. Dengan lutut
gue, gue buka lagi kedua pahanya dan untuk ke sekian kalinya kontol gue
masuk lagi di memeknya. Gue rebahin badan gue menimpa badannya Vinda
dan gue ngerasain kedua teteknya di dada gue, sementara itu kedua tangan
Vinda memeluk tubuh gue dengan erat.
Gue cium bibirnya, sehingga kita kembali merasakan lidah-lidah yang
beradu dan gue mulai menggoyangkan pinggul gue naik turun. Dua puluh
menit kemudian, Vinda mulai menggelinjang dengan liar di bawah badan gue
dan gue merasakan kenikmatan yang lain yaitu tetek-teteknya makin
bergesekan dengan dada gue. Setelah itu gue makin mempercepat goyangan
dan Vinda mulai mendesah-desah lagi, “Ohhg …. Ufhhp”, nggak lama
kemudian dia menjerit, “Ndra, gue mau orgasm lagi … ouchhh”. Terus gue
bilang, “Tahan bentar Vin, gue juga mau keluar nih” dan makin gue
percepat goyangan gue.
Akhirnya Vinda menjerit kecil, “Ndra …. Gue orgasm … ohhh” dan guepun
nggak tahan lagi. Badan kita berdua menegang dan untuk meredam jeritan
Vinda, gue bungkam bibirnya dengan ciuman. Setelah itu gue merasakan
gerakan air mani di dalam kontol gue yang berarti sebentar lagi air mani
gue menyembur keluar dan dengan sigap gue keluarin kontol gue dari
memeknya Vinda.
Akhirnya air mani gue muncrat keluar tepat di atas dada Vinda dan dia
membantu ngurutin kontol gue, supaya tidak ada mani yang ketinggalan.
Kemudian Vinda mulai menjilati kontol gue dan akhirnya diemut untuk
dibersihkan. Setelah itu kita berdua tidur berpelukan kelelahan dengan
rasa puas yang tak segera hilang.
0 comments:
Post a Comment